Sa, 2024.04.27, 04.44

ngeblogoblogoblogan

Main | Registration | Login
Welcome Guest
RSS
Mini chat
200
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Track Block
Digital Tracker
Respect
free counters Page copy protected against web site content infringement by Copyscape
Search in Respati
Search in Google
GooTrans
Site friends
  • Alumni STIBA/ABA Malang
  • Caruban Internet Cafe
  • Web Asal Coret
  • Jack's Wordpress
  • Trinil Cyber Media
  • Personal Weblog
  • Javanese Culture
  • Public Photo Albums
  • My Facebook
  • Hanya KiTa
  • Login form
    This is
    IP
    Tag cloud
    sikap JAVA busana jawa hantu dunia Ghost makhluk halus Empu mpu gamelan me nephe malang STIBA java blade pasuruan kris Married mantu pengantin bromo mountain Pandangan Hidup Jawa antique Guitar kuno Music room forever culture east java friend religi adat coffe home House rizki rumah tea ruwatan garden pool name President girlfreind Moslem Girlfriends mommy girl making love Monoteism jawa Fonts memoria Friendship never dies... Babad Babat shadow puppet bharathayudha Kill Bill GAIB ghoib risky rizky darmagandhul Knight skills respati memories gatholoco wayang indonesia merdeka kamasutra seks hiking Budaya kejawen riski qur'an quran surat Heroes 3gp bokep waterfall danang doa mantra qulhu geni keris Apple nama Cute smile Rizki Yuwono Paranormal sisters Pardi Raka Indonesia

    Article


    Main » Articles » Charlatan

    SECARA KAMASUTRA
    Hingga kini, masih banyak anggapan yang mengatakan, bahwa seks adalah sesuatu yang alami. Karena itu, seks tidak perlu dipelajari. Sebab, dengan sendirinya, ketika manusia yang berlainan jenis itu hidup berpasangan (sebagai suami-istri), akhirnya akan melahirkan keturunan, — tanpa perlu mempelajari tentang ilmu seksologi.

    Namun sesungguhnya, anggapan demikian adalah keliru. Sebab, seks sebenarnya tidak hanya bertujuan untuk melahirkan keturunan. Tetapi, seks juga merupakan seni yang indah, dimana dengan pengetahuan tentang seks, maka kedua pasangan akan memperoleh kepuasan, keserasian, keharmonian dan kebahagiaan.

    Banyak kasus terjadi, karena kurangnya pengetahuan tentang ilmu seksologi, banyak pasangan suami-istri akhirnya mengalami ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan dalam kehidupannya. Bahkan, karena seks pula, akhirnya terjadi pertengkaran, perselingkuhan, dan bahkan berbuntut pula pada perceraian.

    Sebenarnya, ilmu tentang seksologi telah lama dipelajari oleh manusia. Meskipun demikian, hingga kini, belum ada yang mengetahui sejak kapan sebenarnya ilmu tentang seks ini mulai dikenal dan dipelajari. Akan tetapi, setidaknya, dari sejumlah naskah kuno yang ditemukan di India, — yang kemudian dikenal dengan sebutan kitab ”Kama Sutra”, membuktikan bahwa ternyata sejak berabad lalu, bangsa India telah mengenal tentang ilmu seksologi.

    Kama Sutra dalam konteks filsafat Hindu, — Kama berarti Dewa Cintam dan Sutra lebih mengacu pada semua narasi, tata-cara atau prosedur. Jadi, Kama Sutra adalah berisikan kumpulan tentang tata-cara bercinta. Karena itu di dalam kitab Kama Sutra, tertulis berbagai hal mengenai masalah seks, seperti perilaku, teknik hubungan intim, variasi seks bahkan hubungan sesama jenis.

    Menurut dr. Nugroho Setiawan, seksolog yang bekerja pada beberapa rumah sakit Jakarta, — bahwa Kama Sutra, warisan seni bercinta dari India ini sebenarnya sangat perlu diperkenalkan pada setiap pasangan suami-istri. Sebab, di dalamnya terdapat solusi mengatasi kesulitan bagaimana cara melakukan perangsangan atau teknik-teknik penciuman, perabaan, posisi bercinta, dan sebagainya bertujuan agar kedua pasangan bisa mencapai puncak kepuasan bersama.

    Berikut tentang seni bercina versi Kama Sutra Watsyayana, dan penjelasan dr. Nugroho Setiawan, MS., Sp. And., yang juga adalah seorang dokter ahli masalah kesuburan pria di Klinik Konsultasi Seks Grasia, Kebun Jeruk, Jakarta.

    I. Gairah & Keinginan Seksual
    Hubungan intim, biasanya terjadi karena adanya gejolak gairah dan keinginan seksual yang menggebu. Umumnya, wanita lebih dapat mengendalikan gejolak gairah dan keinginan seksual yang muncul daripada pria. Artinya, pada saat itu juga pria sering agar gairah dan keinginannya itu tersalurkan.

    Desakan nafsu seksual yang terjadi pada wanita akan ditandai lubrikasi pada organ vitalnya. Sedangkan pada pria, ditandai dengan adanya penegangan atau ereksi, yang diikuti pula dengan adanya lubrikasi, - seperti halnya pada wanita. Hanya saja, lubrikasi pada pria biasa disebut emisio ini tidak sebanyak yang dikeluarkan wanita. Lubrikasi tersebut dapat disebut sebagai cairan bening.

    Dalam melakukan hubungan intim sendiri, ada beberapa tahap yang harus dilalui, yakni mulai dari aksi perangsangan (excitement), persetubuhan (plateau), orgasme, hingga akhirnya resolusi atau kelelahan.

    Untuk mendapatkan kualitas hubungan yang maksimal, seyogyanya keempat tahap tersebut dapat dilakukan penuh perasaan. Dimana keduanya harus saling mengerti dan memahami keinginan masing-masing.

    II. Pelukan (Rangkulan)
    Pelukan atau rangkulan adalah bentuk ungkapan rasa kasih sayang seseorang pada pasangannya. Ungkapan cinta kasih sayang seseorang pada pasangannya. Ungkapan cinta kasih bagi pasangan suami-istri, dalam bentuk rangkul merangkul ini, menurut Kama Sutra ada beberapa macam, yaitu:

    1. Jatawestitaka:
    Pelukan dilakukan wanita dengan menggelantungkan dirinya pada pasangannya yang sedang berdiri. Sedangkan pria, membungkuk dan mendekatkan kepalanya pada kepala wanita dengan maksud menatap mata kemudian menciumnya dengan perasaan penuh cinta kasih. Pelukan mesra dan lembut seperti tumbuhan menjalar yang melilit pohon ini disebut ”Pemintalan tumbuhan menjalar”.

    2. Wrksadhirudhaka:
    Pada posisi ini, wanita meletakan kedua kakinya pada pasangannya yang sedang berdiri. Sementara, salah satu lengannya memeluk pinggang dan satunya lagi merangkul bahu pasangannya, dengan membuat gumaman manja seolah-olah sangat berharap mendapat ciuman dari pasangannya. Pelukan ini disebut ”Pemanjatan sebatang pohon”. Memang dalam hal ini yang lebih agresif adalah pihak wanita, tetapi sesungguhnya pria menyukainya.

    3. Tila-Tandulaka:
    Posisi pelukan pada intim satu ini sangat umum. Dilakukan sambil berbaring dan keduanya saling berpelukan erat. Baik lengan maupun kaki bergelut saling menyatu. Pelukan atau rangkulan yang disebut ”Campuran biji wijen dengan beras” ini memperlihatkan, bahwa kedua pasangan sama-sama aktif, tapi tenang, sabar, dan tentu saja – saling mencintai.

    4. Ksiraniraka:
    Posisi pelukan ini sebenarnya hampir sama dengan Tila-Tandulaka. Hanya saja, keduanya lebih bergairah, lebih aktif dan memeluk erat, — tanpa memikirkan rasa sakit atau penderitaan. Seakan-akan mereka berusaha untuk masuk ke dalam tubuh pasangannya. Posisi ini tidak hanya memerlukan ketahanan fisik, tapi juga semangat dan kesungguhan. Karena itu pelukan ini disebut ”Campuran susu dan air”.

    Sebenarnya ada versi lain tentang teknik peluk dan rangkul ini. Dalam Kama Sutra versi Suwarnanabha, ada teknik rangkulan yang lebih sederhana, yang berdasarkan bagian tubuh, yaitu:

    1. Pelukan Paha/ Kaki:
    Salah satu dari pasangannya di antara pahanya sendiri. Pada posisi ini tampak salah satu pasangan lebih bersemangat dan agresif. Sebenarnya, teknik ini diperlukan jika salah satu pasangan kurang aktif.

    2. Pelukan Jaghana:
    Yang dimaksud Jaghana adalah bagian badan dari pusar ke bawah hingga paha. Pria kemudian menekan Jaghana pasangannya dengan tubuhnya sendiri dengan penuh perasaan, bahkan bergairah. Karenanya, seringkali teknik ini disertai cakaran, gigitan, dan ciuman.

    3. Pelukan Dada:
    Sang pria meletakkan dadanya dengan menekan dadanya dengan menekan dada pasangan wanitanya. Teknik ini teknik umum, dimana pria menunjukkan perlindungan dan rasa aman pada pasangan wanita.

    4. Pelukan Dahi:
    Kedua pasangan saling menyentukan mulut, memanggut hingga wajahnya saling menyatu.

    III. Ciuman
    Ciuman tidak hanya merupakan sebagai ungkapan rasa kasih sayang. Tapi ciuman juga bisa jadi ukuran seberapa besar gairah nafsu atau perasaan masing-masing pasangan.

    Dalam hal ini, ada beberapa cara mencium dan tempat-tempat sensitif yang dapat membangkitkan gairah dan keinginan seksual, seperti di dahi, mata, pipi, tenggorokan, perut, payudara, bibir, dan bagian pangkal paha.

    Untuk wanita gadis, bentuk ciuman berbeda dengan ciuman wanita dewasa. Pada wanita dewasa, ada beberapa bentuk ciuman, yaitu:

    1. Ciuman Langsung:
    Ciuman yang dilakukan dengan bibir yang saling menempel langsung satu sama lainnya, yang biasa dilakukan oleh banyak pasangan.

    2. Ciuman Lengkung:
    Ciuman yang hangat dan saling memagut dengan kepala kedua pasangan saling melengkung.

    3. Ciuman Berbalik:
    Apabila salah satu dari pasangan lainnya memegang kepala dan dagu kemudian menciumnya.

    4. Ciuman Menekan:
    Apabila bibir bawah ditekan dengan keras atau dengan memegang bibir bawah diantara dua jari, dan setelah menyentuhnya dengan lidah maka iapun menekannya kuat-kuat dengan bibir.

    Selain itu ada pula jenis ciuman lain, yakni ketika ia memandang wajah pasangannya yang tertidur dan kemudian menciumnya. Ciuman tidak hanya dilakukan di bibir, tapi juga bisa di bagian leher dan tempat-tempat senstif lainnya. Jenis ciuman ini disebut ”Ciuman yang mengobarkan cinta kasih”, yang menunjukkan perhatian dan keinginan seksual.

    Ada pula jenis ciuman lain yang disebut ”Ciuman yang membangunkan”. Biasanya, hal ini dilakukan oleh pria ketika pulang terlambat, kemudian mencium pasangannya yang tertidur. Padahal, ada kemungkinan sebenarnya istrinya pura-pura tertidur, dengan maksud ingin mengetahui apakah pasangannya memiliki perhatian padanya.

    IV. Cakaran
    Ketika dalam kondisi puncak saat berhubungan intim, biasanya tanpa sadar ia akan mencakar atau mencengkeram pasangannya kuat-kuat. Cakaran atau cengkeraman ini sebenarnya adalah merupakan bentuk ekspresi atau luapan emosi seksual yang terlepas. Bahkan karena itu, seringkali akibatnya meninggalkan bekas guratan kuku.

    Luapan ekspresi berupa cakaran yang meninggalkan bekas ini, dapat pula diartikan sebagai sebuah tanda atau peringatan bagi kedua pasangan. Bahwa setiap kali melihat tanda tersebut, maka mereka akan teringat kembali dengan cinta kasih terhadap pasangannya. Tentu saja, sebaiknya hal itu dilakukan pada daerah-daerah tertutup. Misalnya, dilakukan pada sekitar ketiak, dada, atau bagian tengan badan dan paha (jaghana).

    Pada seni bercinta Kama Sutra, ada 8 jenis penekanan atau cakaran dengan kuku, — yang bisa mengakibatkan pula timbulnya bekas atau tanda peringatan:

    1. Gumaman Suara:
    Dengan cara menekan dagu, dada, bibir atau jaghana pasangan wanita dengan lembut tanpa meninggalkan guratan atau bekas, tetap hanya membuat si pasangan dan menggumamkan suara.

    2. Cakaran Bulan Sabit:
    Tanda lengkung dengan kuku yang ditancapkan pada leher dan dada. Bekas cakaran ini menandakan pasangan dalam kondisi ’trance’, secara psikologis menikmati hubungan tersebut.

    3. Cakaran Bulatan: Jika dibentuk bulan sabit yang dicapkan itu saling berlawanan. Bentuk guratan kuku ini biasanya dilakukan pada bagian pusar, di sekitar pantat, dan pangkal paha.

    4. Cakar Garis:
    Tanda yang berbentuk garis kecil yang dapat dibuat pada sembarang tempat di badan. Umumnya, guratan seperti ini dibuat secara tak sengaja dan tak terkendali.

    5. Cakar Kuku Macan:
    Garis yang sama ini apabila dilengkungkan dan dibuat di dada.

    6. Cakar Kaki Burung Merak:
    Jika tanda lengkung dibuat di dada dengan kelima buah kuku sekaligus. Tanda ini dibuat dengan tujuan agar dipuji, karena pembuatan tanda semacam ini memerlukan keterampilan yang tinggi. Ini adalah guratan atau tanda yang disengaja. Karena itu, pasangan ini biasanya orang yang bisa mengendalikan diri dan mampu memberikan kehangatan pasangannya.

    7. Cakar Lompat Kelinci:
    Jika kelima tanda dari kuku ini dibuat rapat satu sama lainnya. Biasanya dilakukan dekat puting payudara.

    8. Cakar Daun Teratai Biru:
    Tanda yang dibuat di dada (payudara) ada pada pinggul, ataupun pangkal paha dalam bentuk teratai biru.

    V. Gigitan/ Pagutan
    Selain cengkeraman, gigitan atau pagutan juga merupakan bagian dari seni bercinta. Saat melakukan hubungan intim, gigitan yang dilakukan oleh pasangan ternyata juga dapat menimbulkan gairah dan kepuasan tersendiri. Misalnya saja, gigitan lembut, gigitan kecil, atau gigitan keras yang disertai penekanan atau cengkeraman.

    1. Gigitan Kecil:
    Gigitan atau pagutan ini dilakukan sebagai ungkapan rasa kasih sayang kepada pasangan. Gigitan ini tidak meninggalkan bekas atau luka, bahkan rasa sakit. Tetapi, lebih merupakan gigitan lembut sebagai ekspresi kedekatan atau rasa cinta yang mendalam. Terkadang, sambil menggigit, disertai pula dengan usapan atau belaian lembut. Beberapa tempat yang biasanya dilakukan untuk gigitan ini adalah daerah pipi, lengan, hidung, alis, atau mata. Tetapi, pada gigitan kecil ini, dapat pula untuk membangkitkan gairah dan keinginan seksual pasangannya, — misalnya gigitan pada leher, telinga, bawah lengan, sekitar payudara, dan tempat-tempat sensitif lainnya.

    2. Gigitan Keras:
    Umumnya gigitan atau pagutan ini merupakan bentuk dari luapan gairah dan keinginan seksual. Dalam gigitan keras ini, sering kali meninggalkan bekas, — dan biasanya, tanpa sadar, sering pula disertai dengan cengkeraman yang menghasilkan tanda atau bekas kuku.

    VI. Teknik Hubungan Intim
    Dalam kehidupan pasangan suami-istri, seks merupakan hal yang sangatpenting. Sering terjadi kasus, seks bisa menyebabkan kerenggangan hubungan suami-istri. Padahal, dalam kehidupan pasangan tersebut, seks akan menjadi bagian yang indah dan membahagiakan apabila hal tersebut dikomunikasikan. Artinya, hubungan intim akan menjadi hal yang menyenangkan dan tidak monoton atau menjenuhkan bagi kedua pihak apabila dilakukan dengan berbagai teknik yang variatif dan inovatif. Misalnya, teknik hubungan intim dengan posisi menekan, membelit, mengangkat, membungkus, kuda betina, kepiting, dan sebagainya.

    Posisi menjepit, adalah bila kedua kaki pasangan direnggang lurus dan saling menjepit. ”Posisi membelit” adalah jika wanita menempatkan salah satu pahanya menyilang pada paha pria. Sedangkan ”posisi mengangkat”, yakni ketika pasangan wanita mengangkat kedua pahanya lurus-lurus. Selain itu, apabila kedua kaki pasangan wanita ditekuk dan ditempatkan pada perutnya sendiri, posisi ini disebut ”posisi kepiting”.

    Dalam kitab Kama Sutra, juga disebutkan berbagai teknik hubungan intim dengan berdiri, berjongkok, atau berbaring. Pada posisi berbaring, pria biasanya berperan aktif – yakni pada posisi di atas, tapi bisa pula sebaiknya wanita yang di atas.

    Yang pasti, apapun teknik hubungan intim tersebut harus dilakukan dengan sikap keterbukaan di antara kedua pihak.

    VII. Gumam Suara
    Suara-suara yang keluar dari mulut tersebut sebenarnya adalah merupakan gejolak atau ekspresi seksual yang muncul secara spontanitas. Dan secara psikologis, dapat mempengaruhi faktor emosi seseorang, dimana dapat meningkatkan atau merangsang kerja dari organ dan fungsi-fungsi seksual yang dimiliki.

    Bagi pasangan yang melakukan hubungan intim, suara-suara tersebut ternyata dapat membantu. Terutama, bagi pasangan yang kesulitan mencapai puncak. Suara desahan, rintihan, atau erangan berpengaruh dalam merangsang organ-organ dan fungsi seksual seseorang. Bahkan, ketika akan mencapai puncak, sering ia (pasangan) tak dapat menguasai diri, melepas suara rintih, desah atau erangan.

    Pada sejumlah wanita penghibur sering digunakan untuk ’menipu’ pasangannya atau ’kliennya’ agar cepat selesai. Selain itu, agar merasa puas. Sebab banyak hal, kepuasan laki-laki bukan hanya terletak bagaimana ia mendapatkan ejakulasi, tapi karena dapat memuaskan pasangannya.

    Pada buku Kama Sutra, selain diterangkan tentang suara-suara ini, juga menyebutkan tentang pemukulan terhadap pasangan (seks maniak), yang kemudian menimbulkan bunyi atau suara tangisan dan lain-lain.

    VIII. Peran Pria & Wanita, Dan Bertukar Peran
    Biasanya, wanita pun bertindak pasif. Sikap pasif wanita tersebut sebenarnya kurang menguntungkan atau dapat mengurangi kualitas hubungan suami-istri.

    Dalam Kama Sutra, wanita dapat dimungkinkan untuk bersikap aktif, menggantikan fungsi peran pasangan pria. Caranya bisa dengan berganti atau bertukar posisi, atau dalam sikapnya. Dalam hal ini, pasangan pria dapat membantu dab mencairkan sikap wanita agar tidak pasif dengan secara terang-teranganmembujuk untuk bertukar peran atau dengan cara halus seperti melepas atribut seraya bercakap atau bercumbu. Atau juga menyentuhkan bagian tertentu agar wanita tidak merasa malu.

    Secara khusus, aktifitas pria sedikitnya ada 7, yaitu pergerakan, penggesekan, penusukan, perabaan, penekanan, penghembusan dan permainan.

    Sedangkan wanita juga dapat melakukan aktifitas serupa, dengan tambahan 3 hal yang disebut dengan istilah: pasangan tong, puncak, dan melayang.

    Pasangan tong adalah bagian dari permainan, dengan menambah faktor waktu. Dengan kata lain, membiarkan sang pejantan berendam lebih lama sebelum melanjutkan perjalanannya.

    Puncak adalah gerakan wanita untuk memberikan variasi yang berbeda. Sedangkan mengambang saat pria menghendakinya.

    IX. Oral
    Ada sejumlah kontroversi tentang seks dengan mulut ini. Ada yang membolehkan, karena ini bagian dari teknik untuk mendapatkan kepuasan. Tapi ada juga yang mengharamkan, karena tidak sesuai dengan sikap manusia yang beradab.

    Menurut riwayatnya, oral seks ini terjadi karena adanya penyimpangan antara pria dan pria, dimana salah satunya bertindak sebagai wanita. Disamping itu, ada juga karena perbudakan, dimana majikan memperlakukan pelayanan seks. Pelayanan wanita dijadikan obyek seks, melayani kebutuhan seks majikan, termasuk untuk melakukan oral.

    Nah, dari seni bercinta, oral seks merupakan cara yang bisa disebut sebagai upaya mendapatkan kepuasan. Menurut pengalaman para wanita, ada 8 tahapan seni bercina menggunakan mulut, yaitu: hubungan nominal, gigitan tepi, penekanan keluar, penekanan kedalam, ciuman, perabaan, penghisapan, dan menelan.

    Yang dimaksud dengan hubungan nominal adalah dengan cara memegang sang pejantan di antara bibir yang digerak-gerakan. Sedangkan gigitan tepi, yakni pada ujungnya ditutup dengan jari-jari seperti halnya kuncup bunga yang akan mekar, dimana tepinya ditekan dengan bibir dan gigi.

    Penekanan keluar adalah menekan ujung pejantan dengan bibir yang dikatupkan dan menciumnya seakan-akan hendak menariknya keluar. Sebaliknya, jika diletakan ke dalam mulut kemudian ditekan dan dikeluarkan kembali, hal itu disebut penekanan ke dalam. Sementara, bila hanya menciumnya – seakan-akan mencium bibir bawah, maka itu disebut ciuman. Akan tetapi, jika dilanjutkan dengan sentuhan lidah pada seluruh bagian, maka itu disebut sebagai perabaan.

    Tetapi, apabila dengan cara yang sama dan meletakan separuhnya di dalam mulut dan secara paksa mencium serta menghisapnya, disebut sebagai penghisapan. Namun bila seluruhnya diletakan ke dalam mulut dan seakan-akan hendak menelannya, ini disebut menelan.

    X. Mengawali & Mengakhiri
    Berbicara soal hubungan intim, banyak pasangan suami-istri, seringkali melakukan hubungan intim itu dilakukan tanpa ada persiapan atau perencanaan. Padahal, apabila pasangan suami-istri tersebut mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, maka hubungan intim yang dilakukan, sebenarnya akan terasa lebih indah dan mengesankan. Misalnya, kedua pasangan ini merencanakan melakukannya pada malam hari, maka sejak pagi pasangan pria pun sudah mulai mempersiapkan dirinya agar tetap fit. Ia bisa mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi. Begitu pun sebaliknya pada pasangan wanita.

    Sebelum hubungan dimulai, tentu saja kedua pasangan harus berbenah diri. Yakni, membersihkan badan, menyemprotkan wewangian, dan sebagainya. Dan apabila kedua pasangan menghendaki suasana romantis, maka mereka bisa mempersiapkan ruangan atau kamar dengan hal-hal yang berbau romantis. Misalnya, menaruh bunga-bungaan, membuat penerangan lampu kamar menjadi temaram, atau menyetel lagu-lagu yang romantis.

    Pada saat mengawali hubungan intim, hendaknya kedua pasangan tidak perlu tergesa-gesa. Mereka bisa memulainya dengan pemanasan atau forplay. Dan jika hal itu dirasakan sudah cukup, maka mereka pun bisa memulai hubungan yang sesungguhnya.

    Nah, ketika hubungan intim berakhir, banyak kasus pada pasangan pria, — biasanya mereka kelelahan dan kemudian langsung tidur mendengkur. Bagi wanita, ini merupakan hal yang sangat menjengkelkan. Terlebih, bila ternyata dirinya belum mencapai puncak. Oleh karena itu, saran bagi kaum pria, hendaknya mereka tidak egois atau mementingkan diri sendiri, tetapi ia juga harus memahami keinginan wanita.

    Jadi, hubungan intim tidak selalu diakhiri dengan tidur mendengkur. Tetapi akan sangat mengesankan lagi bila keduanya kemudian mengobrol sambil menikmati minuman atau makanan ringan. Jika perlu, membicarakan pula tentang hubungan yang baru saja dilakukan, — apakah membahagiakan atau tidak. Dengan berkomunikasi tentang hal tersebut, maka kedua pasangan akan saling mengetahui keinginan masing-masing pasangan.

    Category: Charlatan | Added by: respati (2009.06.15) | Author: Rizki Yuwono, SS
    Views: 1576 | Tags: seks, Indonesia, kamasutra | Rating: 0.0/0
    Total comments: 0
    Only registered users can add comments.
    [ Registration | Login ]
    Copyright Alamalam © 2024